
Dalam dunia kerja kamu akan sering mendengar kata Multitasking atau mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Mengacu pada New York Times, multitasking dinyatakan mustahil efektif karena kemampuan memori otak yang terbatas.
Selain itu, menurut professor neurosains Earl K. Miller, cara kerja multitasking cenderung membatasi kreativitas dan memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahan. "Multitasking mustahil secara manusiawi," ujar Dr. Miller.
Dengan sarana modernitas serta berbagai kemudahan teknologi, maka setiap orang dituntut supaya dapat lebih cepat menyelesaikan semua tugas dalam waktu yang berdekatan. Dalam kata lain, setiap orang dituntut supaya mampu multitugas .
Hal ini pun akan menimbulkan pro dan kontra, namun sebagian lainnya justru menganggap bahwa multitasking membuat pekerjaan tidak efektif dan bahkan menganggapnya sebagai salah satu bentuk perbudakan.
Seberapa besar peranan multitasking dalam dunia kerja? Apakah seorang karyawan benar-benar perlu untuk mampu multitasking menjalani kehidupan profesionalnya?
Apa Peranan Multitasking dalam Dunia Kerja?
Perlu diketahui, multitasking adalah keterampilan yang tidak dimiliki oleh setiap orang.
Berita baiknya, seseorang dapat melatih dirinya agar menguasai keterampilan yang satu ini. Meski demikian, bukan berarti setiap pekerjaan atau perusahaan mewajibkan karyawannya untuk dapat multitasking.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, multitasking dapat membantu kamu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan bahkan meningkatkan produktivitas. Selayaknya bekerja di suatu tempat, makin cepat dan produktif seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan kualitas yang bagus, makin baik pula penilaian kerja terhadapnya.
Namun, apabila kamu tidak terbiasa dengan pekerjaan multitasking, maka kamu harus memiliki kemampuan mengatur waktu dan disiplin yang baik. Hal ini akan membantu kamu tetap dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun melakukannya satu per satu.
Baca juga : Tips Mengatur Waktu Kerja Agar Efektif dan Efisien
Di samping itu, kamu juga akan tahu lebih awal apakah sebuah pekerjaan membutuhkan kemampuan multitasking atau tidak. Tiap pekerjaan pasti memiliki tanggung jawab atau job desc tertentu sehingga kamu dapat memperkirakan beban kerja hingga risiko stres yang bakal dialami. Jika job desc tersebut tidak cocok untukmu, maka jangan memaksakan diri untuk tetap mengambilnya.
Contoh pekerjaan yang memerlukan kemampuan multitasking adalah Perawat, Staf Administrasi, Customer Service, dan Event Planner atau Event Organizer.
Satu hal penting yang perlu diingat ialah orang - orang yang dapat melakukan multitasking juga dapat mengalami stres dan membutuhkan istirahat. Biar bagaimanapun, otak memang tidak dirancang untuk bekerja dengan intensitas tinggi secara terus - menerus.
Mulailah dari mengenali diri sendiri, jauhi memaksa diri kepada pekerjaan yang sedari awal tidak cocok dengan karakter atau kondisi kita. Tidak ada salahnya mencoba, tapi kamu harus dapat beradaptasi dan memahami batasan diri.
Jika beban pekerjaan Anda terlalu berat dan ritme menjadi sulit, komunikasikanlah dengan atasan. Apabila tidak memungkinkan untuk langsung berbicara pada si atasan, maka tidak ada salahnya berkomunikasi melalui e-mail ataupun media komunikasi serupa lainnya, tentunya Anda perlu menggunakan bahasa yang tetap profesional.